Persaingan Ketat: Pekerja Semakin Banyak Melamar dengan AI.

December 12, 2023 | by Luna

Peningkatan Jumlah Pencari Kerja yang Menggunakan Artificial Intelligence dalam Melamar Pekerjaan

Pencari kerja semakin banyak melamar pekerjaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Beberapa orang mengatakan bahwa alat Generative Artificial Intelligence adalah yang patut disyukuri. Contohnya adalah Anshita Verma, seorang ilmuwan data berusia 26 tahun, yang sebelumnya hanya mengirimkan beberapa lamaran pekerjaan setiap hari. Namun, sekarang ia mampu mengirimkan 10 hingga 15 lamaran setiap hari berkat bantuan alat AI. Verma mengungkapkan bahwa sekarang ia hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk mengisi lamaran, dibandingkan dengan 30 menit sebelumnya. Alat peramban AI otomatis mempercepat pengisian bidang postingan pekerjaan, memungkinkan lamaran lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.

Penggunaan Program Generative Artificial Intelligence dalam Pembuatan Resume dan Surat Lamaran

Selain itu, ada juga orang-orang yang menggunakan program Generative AI seperti ChatGPT untuk membuat resume dan surat lamaran sesuai dengan keterampilan dan kualifikasi pekerjaan yang dibutuhkan. Beberapa orang bahkan menggunakan alat otomatisasi pencarian pekerjaan seperti LazyApply dan SimplifyJobs untuk melamar pekerjaan secara massal. Selain itu, terdapat juga alat AI seperti Pyjama Jobs dan Talentprise yang membantu kandidat mengidentifikasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan branda, sehingga meningkatkan tingkat pengajuan lamaran.

Dampak Negatif Penggunaan Artificial Intelligence dalam Melamar Pekerjaan

Para ahli mengatakan bahwa alat-alat ini, ditambah dengan pasar tenaga kerja yang lebih sejuk dan inflasi, adalah salah satu alasan mengapa para pemberi kerja semakin dibanjiri dengan lebih banyak lamaran. Data LinkedIn terbaru, Pekerja di AS dan Inggris kini melamar peran 15% lebih banyak dibandingkan setahun sebelumnya. Ekonom utama LinkedIn, Karin Kimbrough, menyatakan bahwa para pencari kerja menjadi lebih agresif dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan bantuan AI yang memungkinkan branda mengirimkan lamaran ke lebih banyak postingan. Meskipun terdapat semangat yang besar di sekitar penggunaan AI saat ini, Kimbrough menekankan bahwa fokus utama adalah pada peningkatan jumlah lamaran pekerjaan, bukan pada emosi atau efek dramatis.

Namun, penggunaan AI dalam melamar pekerjaan juga memiliki dampak negatif. Peningkatan jumlah lamaran, yang sebagian disebabkan oleh AI, membuat para perekrut kewalahan dalam menyortir dan mencari kandidat yang sesuai. Oleh karena itu, perusahaan harus menggunakan AI dalam menyortir, menyaring, mencari, dan mencari sumber resume. Josh Bersin, seorang analis industri sumber daya manusia, mengungkapkan bahwa ia baru-baru ini memposting pekerjaan untuk seorang editor dan mendapatkan 300 tanggapan dalam satu jam pertama, dengan 90% dari branda terlihat seperti ditulis oleh ChatGPT. Bersin menyatakan bahwa beban kerja perekrut meningkat karena semakin mudah bagi para pencari kerja untuk melamar.

Selain itu, penggunaan AI juga membuat pencarian pekerjaan menjadi lebih sulit bagi pencari kerja. Aplikasi yang dibantu AI meningkatkan standar untuk mendapatkan perhatian dan meningkatkan kemungkinan terlewat di tengah banjir lamaran. Para ahli mengatakan bahwa AI bukanlah satu-satunya alasan mengapa jumlah lamaran pekerjaan dan persaingan meningkat. Lambatnya perekrutan oleh perusahaan, pemecatan di banyak sektor, dan ketidakpastian ekonomi juga berperan dalam membuat pasar kerja semakin kompetitif.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Persaingan di Pasar Kerja

James Neave, kepala ilmu data di platform pekerjaan Adzuna, setuju dengan pendapat tersebut. Neave menyatakan bahwa AI membantu pencari kerja mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk melamar pekerjaan, sehingga branda memiliki waktu dan energi untuk melamar lebih banyak pekerjaan Namun, ia menekankan bahwa pada akhirnya, AI bukanlah penyebab utama di balik peningkatan jumlah lamaran pekerjaan. Hal ini tergantung pada dinamika pasar tenaga kerja.

Pertumbuhan pekerjaan yang sedikit lebih kuat dari perkiraan para ekonom di Amerika Serikat juga menjadi faktor peningkatan jumlah lamaran pekerjaan. Selain itu, pemecatan yang tinggi di Amerika Serikat juga berdampak pada persaingan yang semakin ketat di pasar kerja. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, terdapat lebih dari 600.000 pemecatan di Amerika Serikat, meningkat 198% dibandingkan tahun sebelumnya.

Meskipun AI memiliki peran dalam peningkatan jumlah lamaran pekerjaan, faktor-faktor lain seperti lambatnya perekrutan, pemecatan, dan ketidakpastian ekonomi juga berkontribusi dalam persaingan yang semakin ketat di pasar kerja.

 

Recommended Article