Daftar Isi
Dalam fiksi ilmiah, ada tiga contoh buruk dari kecerdasan buatan yang sering kita lihat, yaitu Terminator, I Robot, dan Elysium. Kehadiran komputasi kuantum dan kecerdasan buatan menjadi kombinasi yang alami, dan organisasi semakin menggunakan keduanya untuk memecahkan masalah bisnis. Meskipun banyak orang khawatir tentang konsekuensi tak terduga dari teknologi yang sedang berkembang, sejarah menunjukkan bahwa kemungkinan besar teknologi ini akan memperkenalkan pergeseran sosial daripada menghadirkan mesin seperti yang terlihat dalam film Terminator.
Menurut William whurley Hurley, pendiri dan CEO perusahaan kuantum Strangeworks, dunia, termasuk otak manusia, sebenarnya adalah mekanik kuantum. Menurutnya, dasar mekanik kuantum diperlukan untuk menciptakan kecerdasan buatan yang sejati. Saat ini, kita telah melihat kemajuan yang menarik dalam otomatisasi, jaringan saraf konvolusional, dan teknologi lainnya. Namun, kekuatan sebenarnya terletak pada infrastruktur kuantum dan perangkat lunak kecerdasan buatan yang bekerja bersama.
Romi Mahajan, CEO perusahaan fusi nuklir ExoFusion, menggambarkan komputasi kuantum dan kecerdasan buatan sebagai saudara kembar. Kita akan segera memasuki peringatan ke-100 penemuan mekanika kuantum, yang mengubah paradigma dari mekanika Newton. Hal ini menunjukkan bahwa kita kembali memasuki periode yang menarik, 100 tahun setelah penemuan mekanika kuantum.
Michael Shepherd, insinyur senior dan kepala teknologi di Dell Technologies, menjelaskan bahwa saat ini kecerdasan buatan sebagian besar menggunakan unit pemrosesan grafis (GPU), tetapi unit komputasi kuantum (QPU) juga mulai digunakan. Setiap jenis unit ini memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyelesaikan tugas tertentu. Namun, dinamika antara kecerdasan buatan dan komputasi kuantum masih merupakan hal yang tidak terduga.
Dalam pengembangan teknologi, seringkali terdapat konsekuensi tak terduga. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengajukan pertanyaan yang mendalam dan tidak mengabaikan pandangan yang berbeda. Menurut Mahajan, kita harus memilah-milah dan jujur dalam menghadapi konsekuensi teknologi ini. Ada aktor baik dan aktor jahat dalam pemanfaatan teknologi, dan kita harus bertanggung jawab dalam memastikan teknologi digunakan untuk kebaikan.
kecerdasan buatan tidak akan menggantikan pekerjaan kita
Shepherd juga menekankan bahwa kecerdasan buatan tidak akan menggantikan pekerjaan kita, tetapi orang-orang yang menggunakan kecerdasan buatan akan melakukannya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus belajar dan memanfaatkan kecerdasan buatan seperti halnya kita menggunakan kalkulator atau mobil. Dengan memahami hal ini, kita dapat memberdayakan orang dan memungkinkan mereka yang tidak terlalu mahir dalam hal teknis untuk melakukan lebih banyak hal dan menjadi lebih produktif.
tiga hasil buruk dari kecerdasan buatan
Menurut whurley, ada tiga hasil buruk dari kecerdasan buatan yang perlu kita perhatikan, yaitu Terminator, iRobot, dan Elysium. Yang perlu kita khawatirkan adalah munculnya sistem kelas di mana hanya beberapa orang yang memiliki akses ke kecerdasan buatan, sementara yang lain tidak. Oleh karena itu, kita harus belajar dari sejarah dan tidak menolak teknologi secara langsung. Sebaliknya, kita harus mencari cara untuk mengimbangi konsekuensi negatif dengan manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi ini.