Daftar Isi
Penggunaan artificial intelligence (AI) dalam Penerimaan Mahasiswa
Penggunaan artificial intelligence (AI) dalam penerimaan mahasiswa telah mencapai tahap revolusi. Terdapat berbagai aspek dalam penggunaan AI dalam penerimaan mahasiswa. Salah satunya adalah penggunaan chatbot, seperti yang digunakan oleh Element451 dan Salesforce, yang kini menjadi hal umum di situs web perguruan tinggi. Chatbot ini memberikan respons instan terhadap pertanyaan calon mahasiswa dan berfungsi sebagai penasihat virtual. Namun, pengaruh AI tidak hanya terbatas pada asisten percakapan otomatis ini. Aplikasi AI yang lebih canggih mulai melakukan tugas yang rumit dalam mengevaluasi transkrip, memilah-milah mata pelajaran AP, dan memahami secara mendalam aplikasi mahasiswa, termasuk kegiatan ekstrakurikuler dan esai.
Penggunaan AI dalam Evaluasi Aplikasi
Dalam mengevaluasi materi aplikasi, AI dapat melihat jumlah kegiatan ekstrakurikuler dan memahami peran calon mahasiswa dalam kegiatan tersebut. Teknologi ini juga dapat mengambil rubrik yang diberikan kepada pembaca penerimaan dan memberikannya kepada AI. Namun, penggunaan AI dalam membuat keputusan penerimaan akhir masih menjadi perdebatan. Beberapa institusi pendidikan tinggi telah menggunakan AI untuk membuat keputusan penerimaan akhir, namun ada juga yang mengkhawatirkan potensi bias yang dapat dihasilkan oleh AI. Oleh karena itu, kewaspadaan dan evaluasi terus-menerus diperlukan saat AI diintegrasikan ke dalam proses penerimaan.
Tantangan Transparansi dalam Penggunaan AI
Selain itu, penggunaan AI dalam pengambilan keputusan penerimaan juga menghadapi tantangan transparansi. Sedikit data tentang kriteria penerimaan yang diketahui kecuali ketika institusi menyediakannya melalui Common Data Set. Namun, jika kriteria dan bobot AI menjadi publik, ada risiko bahwa para calon akan mencoba memanipulasi sistem. Meskipun demikian, transparansi ini juga dapat mengarah pada lanskap penerimaan yang lebih adil, di mana siswa dari berbagai latar belakang memahami apa yang dihargai dan mengapa.
Menjaga Keseimbangan antara Efisiensi dan Etika
Dalam menghadapi revolusi AI dalam penerimaan mahasiswa, penting bagi calon mahasiswa untuk tetap memperhatikan jalur branda sendiri dan tidak mengubah diri branda hanya untuk memenuhi kriteria AI. Namun, branda juga perlu memahami kriteria penerimaan untuk secara efektif menunjukkan minat branda dan menyajikan cerita serta pengalaman branda kepada perguruan tinggi yang dituju. Selain itu, perguruan tinggi juga harus menjelaskan peran AI dalam membuat keputusan penerimaan dan memastikan bahwa AI melengkapi daripada menggantikan penilaian manusia. Dengan menjaga keseimbangan antara efisiensi dan etika, revolusi AI dalam penerimaan mahasiswa dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi semua pihak yang terlibat.