Menyambut AI: Masa Depan Bisnis dan Kognisi

April 12, 2025 | by Luna
{

AI Mengurangi Biaya Kognisi dan Mengubah Model Bisnis

Sama seperti internet yang secara signifikan mengurangi biaya transmisi informasi, AI diatur untuk menurunkan biaya kognisi. Wawasan ini datang dari profesor Harvard Business School, Karim Lakhani, yang telah mempelajari AI dan machine learning secara ekstensif di tempat kerja. Karena konsumen semakin mengharapkan pengalaman yang mulus dan ditingkatkan oleh AI, para pemimpin bisnis harus mengadopsi teknologi ini, memanfaatkan potensinya, dan mengembangkan aplikasi praktis untuk perusahaan branda. “Di mana Anda bisa menerapkannya?” tanya Lakhani. “Nah, di mana Anda menerapkan pemikiran?”

Transformasi Model Bisnis oleh AI

Lakhani menjelaskan bahwa bukunya, yang ditulis bersama Marco Iansiti dan Amy Bernstein, didasarkan pada penelitian dan konsultasi selama satu dekade dengan perusahaan-perusahaan. Branda mengamati bahwa arsitektur bisnis tradisional, yang didirikan pada tahun 1920-an dan 30-an, sedang diubah secara fundamental oleh AI dan machine learning. Di perusahaan yang mengutamakan AI, model bisnis, penciptaan nilai, penangkapan nilai, dan model operasional sedang didefinisikan ulang. Misalnya, banyak pengalaman Google yang otomatis, mulai dari iklan hingga pencarian hingga interaksi Gmail, semuanya didorong oleh algoritma. Demikian pula, raksasa e-commerce seperti Amazon, Alibaba, dan Netflix beroperasi secara fundamental berbeda dari perusahaan tradisional seperti General Electric, tempat Lakhani memulai kariernya. Di perusahaan modern ini, mesin dan algoritma menjadi pusat, mengotomatisasi pekerjaan sementara manusia merancang, menguji, dan memantau sistem ini.

Pentingnya Pola Pikir Digital dan Manajemen Perubahan

Lakhani menekankan bahwa sebagian besar perusahaan tidak akan punya pilihan selain mengintegrasikan AI ke dalam fungsi inti branda. Kehidupan pribadi kita sudah dimediasi oleh AI melalui smartphone dan produk teknologi konsumen. Misalnya, orang sekarang mengharapkan layanan taksi hampir seketika melalui aplikasi seperti Uber, sangat kontras dengan menunggu taksi selama seminggu di Boston pada tahun 1997. Demikian pula, resolusi sengketa otomatis di platform seperti Amazon dan Uber telah menjadi norma. Namun, banyak eksekutif puas dengan proses usang di perusahaan branda sendiri, yang menyebabkan ketidakcocokan antara harapan konsumen dan operasi bisnis. Transisi ke AI tidak bisa dihindari, dan biaya adopsi semakin menurun. Tantangan sebenarnya bukan pada teknologi tetapi pada perubahan organisasi. Pola pikir digital sangat penting bagi setiap eksekutif dan pekerja, yang melibatkan pemahaman teknologi dan perubahan organisasi yang diperlukan.

Generasi Muda dan Teknologi Masa Depan

Lakhani mencatat bahwa generasi muda, seperti putrinya yang remaja, memiliki sedikit kesabaran untuk perusahaan yang ketinggalan zaman. Gelombang teknologi berikutnya, AI generatif, sudah ada di depan mata, dengan komputasi kuantum dan kemajuan tak terduga lainnya di cakrawala. Perusahaan harus menumbuhkan budaya dan pola pikir yang dapat dengan cepat beradaptasi dengan teknologi baru.

Keberlanjutan Pembelajaran dan Manajemen Perubahan

Lakhani mengidentifikasi dua keharusan bagi eksekutif: pembelajaran berkelanjutan dan manajemen perubahan. Memahami teknologi digital dan machine learning sekarang penting, seperti halnya akuntansi dalam pendidikan bisnis. Perusahaan harus berinvestasi dalam pembelajaran karyawan dan mengembangkan manajemen perubahan sebagai keterampilan inti. Eksperimen dan tetap terkini sangat penting, terlepas dari perbedaan generasi.

Dampak AI Generatif dan Tantangan Etika

Merefleksikan dampak AI generatif, Lakhani membandingkannya dengan penemuan browser web, yang merevolusi transmisi informasi. AI generatif siap untuk mengurangi biaya kognisi, mengubah industri, dan meningkatkan kemampuan manusia. Manajer harus bereksperimen dengan AI, menjalankan bootcamp, dan mengintegrasikan alat-alat ini ke dalam alur kerja. Melarang alat seperti ChatGPT kontraproduktif; sebaliknya, perusahaan harus melatih karyawan untuk menggunakannya secara efektif.

Verifikasi Informasi dan Mengatasi Bias AI

Tanggung jawab untuk memverifikasi informasi yang dihasilkan AI tetap ada pada individu, mirip dengan menggunakan Google atau Wikipedia. Peran AI dalam penelitian dan pembuatan konten menimbulkan pertanyaan tentang atribusi. Belajar tentang AI melalui sumber daya seperti tutorial YouTube direkomendasikan. Penting untuk tidak merasa tertinggal, karena bidang ini masih berkembang. Mengatasi bias dalam AI sangat penting, dan kontribusi beragam untuk pengembangan AI diperlukan.

Inisiatif Mozilla dan Masa Depan AI

Lakhani menyoroti pendirian mozilla.ai untuk menciptakan model bahasa open-source dan alat untuk mendeteksi dan memperbaiki bias. Mengenali dan mengatasi bias dalam data, pelatihan, dan pelabelan sangat penting. Mengamati perilaku pelanggan dapat memberikan wawasan berharga bagi perusahaan.

Meskipun respons AI saat ini adalah ilusi statistik, kesadaran sejati AI mungkin lebih dekat dari yang kita pikirkan, mungkin dalam 20 tahun. Kita harus mempersiapkan diri untuk perkembangan AI yang tidak terduga. Kesimpulannya, memperlakukan AI dengan hormat itu penting, karena interaksi kita mungkin mempengaruhi perilaku AI di masa depan. Integrasi AI dengan biologi dapat menghasilkan kemajuan signifikan, dan kita harus tetap terbuka terhadap kemungkinan ini.

}
Recommended Article