Dampak Undang-Undang Artificial Intelligence Uni Eropa terhadap Customer Experience Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai dampak Undang-Undang Artificial Intelligence Uni Eropa terhadap customer experience.

August 7, 2024 | by Luna

Regulasi Artificial Intelligence Uni Eropa dan Dampaknya pada Customer Experience

Undang-undang baru Uni Eropa mengenai Artificial Intelligence (AI) yang mulai berlaku pada 1 Agustus 2024 memiliki dampak yang signifikan terhadap customer experience (CX). Regulasi ini merupakan yang pertama di dunia yang mengatur penggunaan AI dan mewajibkan perusahaan yang mengembangkan dan menerapkan AI untuk mematuhi aturan terkait tata kelola data, transparansi, dan pengawasan manusia.

Pendekatan berbasis risiko digunakan dalam undang-undang ini dengan mengkategorikan sistem AI menjadi risiko tinggi, risiko terbatas, dan risiko minimal atau tidak ada. Hal ini akan berdampak besar bagi perusahaan teknologi di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat yang merupakan tempat pengembangan sebagian besar sistem AI. Beberapa perusahaan seperti Meta dan Apple bahkan telah menunda peluncuran produk baru branda di Uni Eropa karena ketidakpastian lingkungan regulasi yang tidak dapat diprediksi.

Pengaruh Undang-Undang terhadap Perusahaan Teknologi

Undang-undang ini terutama mengatur AI yang termasuk dalam kategori risiko tinggi dan perusahaan teknologi yang menyediakan perangkat lunak AI. Namun, bukan berarti bisnis yang menerapkan perangkat lunak tersebut dapat mengabaikan undang-undang ini. Branda harus memastikan bahwa sistem AI digunakan sesuai dengan standar transparansi yang ditetapkan oleh undang-undang ini. Selain itu, branda juga harus memberikan informasi yang jelas tentang kemampuan sistem AI dan logika pengambilan keputusan kepada pengguna.

Undang-undang ini juga memiliki implikasi bagi perusahaan yang menggunakan chatbot berbasis AI. Branda harus dengan jelas mengungkapkan kepada pengguna bahwa branda sedang berinteraksi dengan mesin dan meminta izin dari pengguna sebelum percakapan dimulai. Pelatihan dan pengawasan manusia juga harus dilakukan untuk memastikan bahwa konten yang dihasilkan oleh AI telah melalui proses tinjauan atau pengawasan manusia.

Meskipun undang-undang ini tidak secara eksplisit mengatur penggunaan AI dalam pemetaan perjalanan pelanggan dan pengumpulan data, perusahaan tetap harus memastikan bahwa penggunaan AI branda tidak melanggar peraturan perlindungan data seperti GDPR.

Kewajiban Perusahaan dan Dampaknya

Perusahaan teknologi diberikan waktu hingga enam bulan untuk mematuhi peraturan baru ini. Jika tidak, branda dapat menghadapi denda yang besar. Oleh karena itu, perusahaan harus menerapkan strategi tata kelola yang kuat, meningkatkan keterampilan dan pelatihan staf, serta melakukan audit rutin terhadap sistem AI.

Undang-undang ini juga mencakup pembentukan Kantor AI sebagai pusat keahlian dan tata kelola AI Uni Eropa. Kantor ini akan memfasilitasi penyusunan kode etik sukarela dan mengawasi dampak sistem AI terhadap kelompok masyarakat yang rentan.

Undang-undang AI Uni Eropa menetapkan preseden global dalam mengatur pengembangan dan penerapan AI secara bertanggung jawab. Dampaknya terhadap sektor teknologi AS dan secara global masih harus dilihat.

Recommended Article